Total Tayangan Halaman

Sabtu, 20 September 2014

Sang Pencari Bab 6

Esoknya, tepat sepulang sekolah mereka langsung menuju ke rumah Hana, karena sudah mendapat izin dari orang tua masing-masing kemarin. Lagipula, mereka merasa ini hal yang sangat penting, jadi mau tidak mau orang tua mereka harus memberikan izin. Masuk ke rumah itu, rasanya tak lagi gugup. Ada sebersit perasaan senang, seperti Hana dkk adalah kakak mereka sendiri. Bahkan, untuk kedua kalinya mereka disambut dengan sangat ramah oleh si pemilik rumah klasik itu.
          “Hai anak-anak, kita bertemu lagi disini. Bagaimana kabar kalian?” Kata Hana berbasa-basi.
“Baik, Hana-niisan. Bagaimana dengan kabar kakak?” Kata Arina tersenyum.
“Baik juga, Arigatou. Oh ya, apa kalian siap dengan informasi yang akan kalian dapatkan?” Kata Hana.
“Tentu saja, niisan. Kamis sangat siap!” Kata Fais yang entah kenapa akhir-akhir ini tabiatnya berubah seperti semula.
“Kalau begitu perkenalkan, kami adalah Sang Penyelamat. Tugas kami melindungi kalian, dan menyiapkan apapun yang kalian butuhkan, juga memberikan info-info penting pastinya. Nah, aku perkenalkan pada kalian satu persatu anggota kami. Yang di dekat perapian dan tampang seram tapi baik itu Kyo-senpai (senpai adalah panggilan untuk kakak kelas, biasanya. Kali ini saya gunakan itu karena Kyo lebih tua dari Hana), yang keliatan nggak rapi dan serampangan juga ceroboh itu namanya Ryu-kun (kun adalah panggilan untuk laki-laki yang seumuran dengan sopan), yang berkacamata dan terlihat serius tapi gampang diajak brecanda itu Natori-kun, yang keliatan cool itu Kyuga-kun, dan yang terakhir adalah aku, satu-satunya wanita dalam grup ini, namun termasuk yang terkuat, Fujiwara Hana, hahaha!! Uhuk uhuk!” Kata Hana dengan bangga sambil berpose ala selebritis terkenal sejagad raya. “Oh iya, panggil kami onii-san saja ya? Walaupun sebenarnya kami 250 tahun lebih tua dari kalian, tapi perawakan kami masih pantas untuk dipanggil onii-san kan?” Lanjut Hana.
“Sebaiknya kau tutup mulut besarmu itu, cerewet!! Siapa bilang kau adalah yang terkuat, hah?!” Kata Kyo tak mengubah pandangannya dari perapian, tak mengahadap Hana-niisan sedikitpun. Walaupun hari ini tak terlalu dingin, ia tetap terus berada di dekat perapian. Penampilannya sangat seram, kulit putih pucat, pandangan datar tapi seram, kantung mata yang menghitam, dan nada suaranya yang bisa memecah keheningan, menggelegar laksana petir di malam hari.
“Nani (apa)?! Sebaiknya kau yang menutup mulut tajammu itu, Senpai!!” Balas Hana tak kalah sengit walaupun sama sekali tak ditatap apalagi dihiraukan oleh Kyo yang masih berekspresi datar menghadap ke perapian, seolah-olah itu adalah benda yang tak boleh hilang darinya.
“Cih! Bicara apa kau, Hana?” Balas Kyo pendek, tapi kali ini pandangannya lekat pada Hana, dengan ekspresi yang sama.
“I…, iya (artinya: tidak). Sumimasen (sama artinya dengan gomennasai, tapi lebih sopan), Kyo-senpai.” Kata Hana membungkuk hormat pada Kyo. Bisa ditebak, Kyo adalah yang terkuat sekaligus tertua dan dihormati dalam grup mereka ini. Anggota yang lain tak berkutik ketika Kyo seperti itu, dia seperti air tenang yang menghanyutkan. Bahkan dari tadi intonasi suaranya sama sekali tak terdengar marah atau jengkel, hanya terdengar seperti dengusan santai. Akhirnya pertengkaran itu selesai dan berakhir dengan Hana yang gugup dan Kyo yang masih tetap teguh pada posisinya semula.
“Ano (anu)…, gomen ne, Hana-san (san panggilan untuk perempuan yang seumuran dengan sopan) memang sering membuat ulah, tapi dia memang benar orang terkuat kedua di grup ini, setelah Kyo-senpai. Dia dan Kyo-senpai juga orang yang sangat berpengaruh disini. Sayangnya Hana-san lebih mirip seperti anak kecil. Sekali lagi, maaf anak-anak, karena telah memperlihatkan pemandangan yang tak pantas dilihat kalian ini.” Kata Kyuga pada keenam sang pencari yang baru itu, sambil menggaruk pipinya yang memerah dengan jari telunjuk, sedikit malu dan bersalah atas perlakuan temannya itu.
“Tak apa, Kyuga-niisan. Bukan hanya anak kecil saja yang sering bertengkar, melainkan orang dewasa pun juga banyak yang begitu, dan itu sudah menjadi pemandangan wajar dalam dunia ini. Iya kan, Kyuga-niisan?” Kata Fahri tetap berwibawa.
“Hai! (artinya: iya) Kamu benar sekali, adik kecil. Kau seperti orang dewasa yang terjebak dalam tubuh anak kecil ya?” Balas Kyuga pada Fahri, sambil mengacak-acak rambut anak itu.
“Ahaha, domo arigatou, Kyuga-niisan.” Kata Fahri yang menanggapi kata-kata Kyuga dengan malu-malu, baru kali ini pipinya terlihat memerah. Sementara Kyuga membalasnya dengan senyuman manis, ditambah dengan perawakannya yang sangat cool itu, membuatnya jadi akrab dengan anak-anak baru itu.
“Kyuga-niisan sangat cool! Keren!” Kata Ai bersemangat, sambil loncat-loncat bahagia, seperti fans yang bertemu dengan idolanya.
“Arigatou, Ai-chan.” Balas Kyuga dengan senyuman ramahnya.
“Hm…, seperti biasa kau selalu populer di kalangan anak-anak dan orang dewasa, apalagi dikalangan remaja.” Kata Ryu menyela pembicaraan Kyuga dan Ai, dengan pandangan sinis -mengejek- sambil berjalan santai didepan Kyuga dan meletakkan kedua tangannya dibelakang kepala.
“Ah…, kamu ngomong apaan sih? Nggak juga tuh.” Balas Kyuga sambil menggaruk-garuk kepalanya yang tidak gatal.
“Aduh…, tinggal mengakuinya saja kok susah? Lagipula, semua juga tahu fakta itu benar!” Kata Natori tiba-tiba meletakkan tangan kanannya di kedua pundak Kyuga, sambil berekspresi mengejek, dan lidahnya yang menjulur -mengejek- kepada Kyuga.
“Ahahaha…..” Balas Kyuga, masih menggaruk-garuk kepalanya, dan sebelah alisnya yang naik turun tidak beraturan.
“Ngomong-ngomong, Hana-niisan dan Kyo-niisan kenapa nggak kesini? Kami kan ingin penjelasan lebih lanjut lagi.” Kata Arina. Lalu Hana dan Kyo menuruti permintaan Akina dan segera menuju ke ruang tamu, tempat dimana yang lain berkumpul. Nampaknya Hana masih canggung berada di dekat Kyo karena kejadian tadi.
“Anata wa, Arina desuka? (kamu, Arina kan?)” Tanya Kyo, yang tiba-tiba menjadi lembut, baik hati, dan ramah. Ekspresinya tak lagi datar seperti tadi, namun kebalikannya. Wajahnya memancarkan keteduhan dan kewibawaan, walaupun suaranya masih menggelegar seperti tadi.
“Hai! Watashi wa, Arina desu. Yorushiku onegai! (Ya! Saya Arina. Mohon bantuannya!)” Jawab Arina bersemangat sambil membungkuk hormat. Ia senang karena ia merupakan yang pertama diajak bicara Kyo daripada teman-temannya. Benar kata Hana, bahwa sebenarnya Kyo adalah orang yang baik.
“Nah, duduklah dulu.” Tawar Kyo ramah kepada Arina. Arina langsung duduk di sofa empuk di ruang tamu Hana itu, posisinya agak jauh dari posisi sang penyelamat yang lain, juga jauh dengan teman-teman Arina. “Mau tanya apa, Arina?”
“Eto…, apa yah? Oh iya! Kenapa kami kompak bermimpi tentang ketakutan kami di masa lalu? Dan, bisakah Kyo-niisan menceritakan awal kisah dari semua ini?”
“Baiklah, aku akan ceritakan awal mula dari semua kejadian ini. Tapi sebelum itu, ajaklah kelima temanmu itu dulu, mereka juga perlu tahu kisah ini.”
“Baiklah, Kyo-niisan. Tapi jangan lama-lama, kami punya janji dengan seseorang sore ini.” Arina langsung berlari dengan semangat menuju teman-temannya yang sedang berbicara dengan Ryu, Kyuga, Natori, dan Hana. “Psst, teman-teman…. Kyo-niisan ingin menceritakan sesuatu kepada kalian.” Lanjut Arina. Lalu Akina, Lia, Ai, Fahri, dan Fais segera berlari menuju sofa dimana Kyo duduk dengan bersemangat. Sementara itu, Ryu dan Natori bercakap-cakap sebentar.
“Hmm hmm…, sifat ke’ayah’an Kyo-senpai sepertinya muncul lagi ya, Natori.” Kata Ryu berbisik kepada Natori.
“Iya juga sih. Ngomong-ngomong…, Kyo-senpai ingin berbicara apa kepada Sang Pencari itu yah?” Balas Natori, sambil membenarkan posisi kacamatanya.
“Ah, paling-paling juga kisah tentang Queen of Light dan King of Dark yang mengawali ini semua. Dan tidak menutup kemungkinan dia juga menceritakan tentang kita dan bla bla bla masih banyak lagi.” Kata Ryu.
“Haha…, biarkan saja dia. Tapi aku agak malu sih kalau dia benar-benar menceritakan tentang kita. Yah…, kau sendiri tahu bagaimana aku dulu. Benar-benar payah!” Kata Natori menunduk.
“Tenang saja, Natori. Aku yakin Kyo-senpai itu baik, dan tidak mungkin menceritakan keburukan itu. Lagipula, jika benar-benar keburukan kita diceritakan maka yang paling payah kan aku, jangan khawatir!” Kata Ryu menepuk-nepuk pundak Natori.
“Hei! Kalian lagi membicarakan apa sih?” Kata Kyuga yang datang tiba-tiba memeluk pundak Ryu dan Natori.
“Soal…” Kata Ryu yang segera dipotong oleh Natori. Karena Kyuga termasuk yang terbaik diantara mereka, setelah Kyo dan Hana. Sedangkan Ryu dan Natori adalah yang paling buruk.
“Soal Sang Pencari! Iya, Sang Pencari!” Kata Natori.
“Oh, baiklah. Kalian lanjutkan saja. Aku akan mendengarkan Kyo-senpai bercerita.” Kata Kyuga,
“Kami sudah selesai berbicara kok. Kami akan ikut kalian. Iya kan, Ryu?” Kata Natori sambil mengedipkan sebelah matanya pada Ryu.
“Iya, tentu saja.” Jawab Ryu. Semuanya telah berkumpul dengan antusias, terutama Sang Pencari yang baru itu. Kyo menarik nafas panjang, mempersiapkan dirinya untuk bercerita didepan orang -yang lumayan- banyak itu. Sekaligus untuk mendapatkan feel agar cerita ini dapat dihayati oleh yang lain.
“Dulu, disuatu tempat yang tak terlihat, terdapat dua buah kerajaan berdampingan yang sifatnya saling berlawanan, namun saling membantu untuk menyeimbangkan dunia, karena jika salah satu kerajaan itu hancur maka dunia tidak akan lagi seimbang…” Kata Kyo memulai ceritanya.
“Tuh kan, Kyo-senpai benar-benar menceritakan tentang Queen of Light dan King of Dark seperti kataku, kan?” Kata Ryu berbisik kepada Natori.
“Psstt! Tenanglah! Semuanya sedang menghayati cerita ini, jadi jangan sampai kamu merusaknya lagi.” Balas Natori berbisik juga.
“Oh, oke oke. Gomen.” Kata Ryu.
“Apa nama kerajaan itu, Kyo-niisan?” Tanya Fahri mengangkat tangan.
“Kerajaan yang penuh dengan kebaikan bernama Kingdom of Light (Kerajaan Cahaya) yang dipimpin oleh seorang ratu bijak dengan panggilan Queen of Light (Ratu Cahaya). Kerajaan itu sedikit lebih kuat dari kerajaan yang satunya. Sang Ratu bertugas untuk mengendalikan kebaikan yang ada di dunia ini. Sedangkan kerajaan yang berlawanan bernama Kingdom of Dark (Kerajaan Kegelapan) yang dipimpin oleh raja dengan panggilan King of Dark (Raja Kegelapan). Sang raja bertugas mengendalikan kejahatan di dunia ini. Pada awalnya, King of Dark tidak pernah membelot pada tugasnya, karena dia tahu Queen of Light lebih kuat darinya, bahkan pernah mengalahkannya dan sang ratu sengaja menanamkan sedikit cahaya pada hati sang raja agar tidak terjadi sesuatu yang buruk. Tapi karena sang raja dan kerajaannya diliputi oleh kegelapan, cahaya sang ratu yang berada pada hati sang raja secara tiba-tiba musnah. Sang raja pun memperkuat kerajaannya, dan berencana membelot kepada sang ratu dengan membunuhnya, lalu menguasai dunia ini dengan kegelapan…”Kata Kyo.
“Apa? Membunuh Queen of Light? Bukannya raja itu lebih lemah dari sang ratu? Bagaimana caranya?” Tanya Fahri lagi.
“Hei hei Fahri, kau selalu menyela kata-kata Kyo-niisan -_- Diamlah sedikit!” Kata Ai kesal yang hanya dibalas Fahri dengan menggaruk-garuk kepalanya yang tidak gatal.
“Tak apa, Ai-chan. Aku malah senang ada yang bertanya, karena bagian yang terlupakan/terlewatkan tetap akan diceritakan.” Balas Kyo.
“Oh…, baiklah.” Kata Ai pasrah.
“Hal yang selama ini dirahasiakan oleh Queen of Light akhirnya diketahui King of Dark, bahwa sebenarnya sang raja bisa mengalahkan sang ratu dengan mudah disuatu waktu yang hanya ada dalam seratus tahun sekali, dimana kekuatannya akan meningkat tanpa pernah ia sadari, sedangkan kekuatan sang ratu akan melemah pada hari itu saja. Kalau dihitung, sekarang hampir tiba saatnya bagi keturunan sang raja untuk melanjutkan cita-cita sang ayah. Maka dari itu, kalianlah yang terpilih untuk melawannya…, karena sang ratu tidak mempunyai anak.” Kata Kyo.
          “Bagaimana kami bisa terpilih, padahal kami hanya anak kecil biasa? Masuk akal kah itu? Tidakkah nyawa seluruh orang didunia berat ditanggung beberapa anak kecil seperti kami?” Kata Fahri terheran-heran.
          “Takdir tak bisa ditebak, anakku. Aku yakin anak cerdas sepertimu pasti tahu itu. Kalian sudah dipilih, tak akan terelakkan, dan harus berhasil atau dunia ini jatuh dalam kegelapan yang menyayat hati.”
          “Siapa? Siapa yang telah memilih kami dan menempatkan nasib dunia pada pundak kami?”
          “Tak ada, kedua belas simbol itulah yang memilih pemiliknya.”
          “Eng? Simbol?” Kata Arina dkk heran.
          “Ho~ Hana belum menceritakannya pada kalian?” Kata Kyo sambil menatap sinis pada Hana, sementara yang ditatap hanya memalingkan muka, cuek. “Begini, malam sebelum penyerangan, Ratu Cahaya menyadari bahwa dirinya dalam bahaya saat fajar menyingsing, beliau bersiasat untuk membagi kekuatannya agar tidak musnah walaupun dirinya telah tiada. Beliau membagi kekuatannya dalam 6 elemen, air, api, tanah, cahaya, warna, udara. Setiap elemen dibelah lagi menjadi 2 dalam bentuk 12 simbol yang tersebar di dunia, dan kalian harus menjelajahi ruang dan waktu untuk mendapatkannya, entah itu masa depan atau masa lalu, sebelum kekuatan pangeran dari kerajaan kegelapan itu meningkat. Tapi jangan khawatir, jika simbol itu telah memilih kalian, berarti kalian dipastikan akan mendapatkan simbol-simbol tersebut, walaupun harus menjelajah ruang waktu sekalipun. Tapi kalian harus menjaga rahasia ini baik-baik, karena musuh kalian bisa menjelma sebagai apa saja, kecuali kalian. Dan tentu saja ia mempunyai mata-mata yang bisa kapan saja mengintai.” Jelas Kyo.
          “Aku…, aku ingin bertanya!” Kata Fais mengacung-acungkan jari telunjuknya. Kyo membalasnya dengan anggukan tanda mempersilahkannya bertanya. “ Pertama, dari mana sang ratu mengetahui tentang bahaya itu? Kedua, bagaimana kalian bisa mengetahui semua rahasia itu? Ketiga, kenapa kerajaan cahaya tidak hancur walaupun ratunya telah tiada? Keempat, simbol itu seperti apa? Kelima, bagaimana caranya mengenali mata-mata itu? Keenam, kapan dan apa yang terjadi saat kekuatan pangeran itu meningkat? Gomen, aku hanya terlalu penasaran sampai-sampai tidak bisa menanyakannya satu-satu.” Kata Fais antusias.
          “Wah wah nampaknya si anak yang mendadak malu sekarang sudah kembali ke tabiat aslinya ya? Lagipula, apa kau tidak kasihan dengan Kyo-niisan yang akan dibuat pusing dengan perkataanmu itu?” Kata Ai setengah mengejek.
          “Hei, apa itu tidak boleh?” Balas Fais sengit.
          “Sudah sudah jangan berteman, eh maksudku jangan bertengkar…” Kata Lia diiringi tawa dari Arina, Akina, dan Fahri.
          “Baiklah baik, daripada kalian bertengkar, lebih baik kujawab pertanyaan dari Fais dulu. Pertama, dari mana sang ratu mengetahui tentang bahaya itu? Sang ratu mempunyai kekuatan batin yang kuat, maka ia mengetahui bahaya tersebut, apalagi cahayanya masih tertimbun sedikit di kerajaan kegelapan. Maka dari itu sudah dipastikan beliau adalah manusia terpeka didunia…” Kata Kyo yang kemudian diputus oleh Arina dkk.
“Manusia?! ‘o’ “ Kata mereka terkaget-kaget (?).

“Iya, beliau adalah seorang manusia keturunan raja dan ratu cahaya sebelumnya. Padahal orang tuanya adalah seorang bidadari, atau lebih tepatnya bukan manusia. Namun, entah kenapa beliau dilahirkan sebagai manusia seutuhnya, dengan tambahan kekuatan dari ayah ibunya. Dilahirkan dengan tubuh manusia dan kekuatan bidadari adalah suatu kelemahan, maka dari itu aku, Hana, Kyuga, Ryu, dan Natori ditugaskan untuk menjaga sang ratu dari malapetaka yang diakibatkan oleh wujud manusia beliau, dan otomatis kami juga mengetahui rahasia-rahasia ini karena kami tangan kanannya, dengan pernyataan ini pertanyaan kedua Fais telah terjawab. Sekarang pertanyaan ketiga, kenapa kerajaan cahaya tidak hancur walaupun ratunya telah tiada? Yah, itu berkat ke-12 simbol yang senantiasa menaungi kerajaan cahaya walaupun tersebar di ruang dan waktu. Keempat, simbol itu seperti apa? Nanti pada saatnya kalian juga akan tahu, kurasa tak perlu untuk dijelaskan. Keenam, kapan dan apa yang terjadi saat kekuatan pangeran itu meningkat? Kira-kira 7 hari lagi, dan saat itu dunia akan perlahan-lahan hancur bila kalian tidak bisa mengalahkannya di waktu yang tepat.” Jelas Kyo panjang kali lebar kali tinggi (?)
          “Baiklah Kyo-niisan, kami pamit dulu karena ada janji. Terima kasih atas penjelasannya, kami mohon undur diri (?)” Kata Fahri.

Akhirnya..., setelah berhenti ber-posting (?) selama beberapa bulan akhirnya bisa posting lagi :v Udah segitu dulu ya guys, pegel banyak tugas nih u,u. Part selanjutnya entah kapan selesainya tapi janji deh bakal lanjutin :D See you...

4 komentar:

  1. see you.. *plak
    semangat amat nungguin.a pdhl blom kulanjutin sama sekali lohh *plak

    BalasHapus
  2. biar yg nulis tambah semangat :* :3

    BalasHapus
    Balasan
    1. Go... gomen belum selesai, kelupaan :'v *sibuk sebagai murid kls 9 ;'v

      Hapus