Esoknya, tepat
sepulang sekolah mereka langsung menuju ke rumah Hana, karena sudah mendapat
izin dari orang tua masing-masing kemarin. Lagipula, mereka merasa ini hal yang
sangat penting, jadi mau tidak mau orang tua mereka harus memberikan izin.
Masuk ke rumah itu, rasanya tak lagi gugup. Ada sebersit perasaan senang,
seperti Hana dkk adalah kakak mereka sendiri. Bahkan, untuk kedua kalinya
mereka disambut dengan sangat ramah oleh si pemilik rumah klasik itu.
“Hai anak-anak, kita bertemu lagi disini. Bagaimana kabar kalian?” Kata Hana berbasa-basi.
“Hai anak-anak, kita bertemu lagi disini. Bagaimana kabar kalian?” Kata Hana berbasa-basi.
“Baik,
Hana-niisan. Bagaimana dengan kabar kakak?” Kata Arina tersenyum.
“Baik juga,
Arigatou. Oh ya, apa kalian siap dengan informasi yang akan kalian dapatkan?”
Kata Hana.
“Tentu saja,
niisan. Kamis sangat siap!” Kata Fais yang entah kenapa akhir-akhir ini
tabiatnya berubah seperti semula.
“Kalau begitu
perkenalkan, kami adalah Sang Penyelamat. Tugas kami melindungi kalian, dan
menyiapkan apapun yang kalian butuhkan, juga memberikan info-info penting
pastinya. Nah, aku perkenalkan pada kalian satu persatu anggota kami. Yang di
dekat perapian dan tampang seram tapi baik itu Kyo-senpai (senpai adalah panggilan
untuk kakak kelas, biasanya. Kali ini saya gunakan itu karena Kyo lebih tua
dari Hana), yang keliatan nggak rapi dan serampangan juga ceroboh itu namanya
Ryu-kun (kun adalah panggilan untuk laki-laki yang seumuran dengan sopan), yang
berkacamata dan terlihat serius tapi gampang diajak brecanda itu Natori-kun,
yang keliatan cool itu Kyuga-kun, dan yang terakhir adalah aku, satu-satunya
wanita dalam grup ini, namun termasuk yang terkuat, Fujiwara Hana, hahaha!! Uhuk
uhuk!” Kata Hana dengan bangga sambil berpose ala selebritis terkenal sejagad
raya. “Oh iya, panggil kami onii-san saja ya? Walaupun sebenarnya kami 250
tahun lebih tua dari kalian, tapi perawakan kami masih pantas untuk dipanggil
onii-san kan?” Lanjut Hana.
“Sebaiknya kau
tutup mulut besarmu itu, cerewet!! Siapa bilang kau adalah yang terkuat, hah?!”
Kata Kyo tak mengubah pandangannya dari perapian, tak mengahadap Hana-niisan
sedikitpun. Walaupun hari ini tak terlalu dingin, ia tetap terus berada di
dekat perapian. Penampilannya sangat seram, kulit putih pucat, pandangan datar
tapi seram, kantung mata yang menghitam, dan nada suaranya yang bisa memecah
keheningan, menggelegar laksana petir di malam hari.
“Nani (apa)?!
Sebaiknya kau yang menutup mulut tajammu itu, Senpai!!” Balas Hana tak kalah
sengit walaupun sama sekali tak ditatap apalagi dihiraukan oleh Kyo yang masih
berekspresi datar menghadap ke perapian, seolah-olah itu adalah benda yang tak
boleh hilang darinya.
“Cih! Bicara apa
kau, Hana?” Balas Kyo pendek, tapi kali ini pandangannya lekat pada Hana,
dengan ekspresi yang sama.
“I…, iya (artinya:
tidak). Sumimasen (sama artinya dengan gomennasai, tapi lebih sopan),
Kyo-senpai.” Kata Hana membungkuk hormat pada Kyo. Bisa ditebak, Kyo adalah
yang terkuat sekaligus tertua dan dihormati dalam grup mereka ini. Anggota yang
lain tak berkutik ketika Kyo seperti itu, dia seperti air tenang yang
menghanyutkan. Bahkan dari tadi intonasi suaranya sama sekali tak terdengar
marah atau jengkel, hanya terdengar seperti dengusan santai. Akhirnya
pertengkaran itu selesai dan berakhir dengan Hana yang gugup dan Kyo yang masih
tetap teguh pada posisinya semula.
“Ano (anu)…, gomen
ne, Hana-san (san panggilan untuk perempuan yang seumuran dengan sopan) memang sering
membuat ulah, tapi dia memang benar orang terkuat kedua di grup ini, setelah
Kyo-senpai. Dia dan Kyo-senpai juga orang yang sangat berpengaruh disini. Sayangnya
Hana-san lebih mirip seperti anak kecil. Sekali lagi, maaf anak-anak, karena
telah memperlihatkan pemandangan yang tak pantas dilihat kalian ini.” Kata Kyuga
pada keenam sang pencari yang baru itu, sambil menggaruk pipinya yang memerah
dengan jari telunjuk, sedikit malu dan bersalah atas perlakuan temannya itu.
“Tak apa, Kyuga-niisan.
Bukan hanya anak kecil saja yang sering bertengkar, melainkan orang dewasa pun
juga banyak yang begitu, dan itu sudah menjadi pemandangan wajar dalam dunia
ini. Iya kan, Kyuga-niisan?” Kata Fahri tetap berwibawa.
“Hai! (artinya: iya)
Kamu benar sekali, adik kecil. Kau seperti orang dewasa yang terjebak dalam
tubuh anak kecil ya?” Balas Kyuga pada Fahri, sambil mengacak-acak rambut anak
itu.
“Ahaha, domo arigatou,
Kyuga-niisan.” Kata Fahri yang menanggapi kata-kata Kyuga dengan malu-malu,
baru kali ini pipinya terlihat memerah. Sementara Kyuga membalasnya dengan
senyuman manis, ditambah dengan perawakannya yang sangat cool itu, membuatnya
jadi akrab dengan anak-anak baru itu.
“Kyuga-niisan
sangat cool! Keren!” Kata Ai bersemangat, sambil loncat-loncat bahagia, seperti
fans yang bertemu dengan idolanya.
“Arigatou, Ai-chan.”
Balas Kyuga dengan senyuman ramahnya.
“Hm…, seperti
biasa kau selalu populer di kalangan anak-anak dan orang dewasa, apalagi
dikalangan remaja.” Kata Ryu menyela pembicaraan Kyuga dan Ai, dengan pandangan
sinis -mengejek- sambil berjalan santai didepan Kyuga dan meletakkan kedua
tangannya dibelakang kepala.
“Ah…, kamu ngomong
apaan sih? Nggak juga tuh.” Balas Kyuga sambil menggaruk-garuk kepalanya yang
tidak gatal.
“Aduh…, tinggal
mengakuinya saja kok susah? Lagipula, semua juga tahu fakta itu benar!” Kata
Natori tiba-tiba meletakkan tangan kanannya di kedua pundak Kyuga, sambil berekspresi
mengejek, dan lidahnya yang menjulur -mengejek- kepada Kyuga.
“Ahahaha…..” Balas
Kyuga, masih menggaruk-garuk kepalanya, dan sebelah alisnya yang naik turun
tidak beraturan.
“Ngomong-ngomong,
Hana-niisan dan Kyo-niisan kenapa nggak kesini? Kami kan ingin penjelasan lebih
lanjut lagi.” Kata Arina. Lalu Hana dan Kyo menuruti permintaan Akina dan
segera menuju ke ruang tamu, tempat dimana yang lain berkumpul. Nampaknya Hana
masih canggung berada di dekat Kyo karena kejadian tadi.
“Anata wa, Arina
desuka? (kamu, Arina kan?)” Tanya Kyo, yang tiba-tiba menjadi lembut, baik
hati, dan ramah. Ekspresinya tak lagi datar seperti tadi, namun kebalikannya.
Wajahnya memancarkan keteduhan dan kewibawaan, walaupun suaranya masih
menggelegar seperti tadi.
“Hai! Watashi wa,
Arina desu. Yorushiku onegai! (Ya! Saya Arina. Mohon bantuannya!)” Jawab Arina
bersemangat sambil membungkuk hormat. Ia senang karena ia merupakan yang pertama
diajak bicara Kyo daripada teman-temannya. Benar kata Hana, bahwa sebenarnya
Kyo adalah orang yang baik.
“Nah, duduklah
dulu.” Tawar Kyo ramah kepada Arina. Arina langsung duduk di sofa empuk di
ruang tamu Hana itu, posisinya agak jauh dari posisi sang penyelamat yang lain,
juga jauh dengan teman-teman Arina. “Mau tanya apa, Arina?”
“Eto…, apa yah? Oh
iya! Kenapa kami kompak bermimpi tentang ketakutan kami di masa lalu? Dan,
bisakah Kyo-niisan menceritakan awal kisah dari semua ini?”
“Baiklah, aku akan
ceritakan awal mula dari semua kejadian ini. Tapi sebelum itu, ajaklah kelima
temanmu itu dulu, mereka juga perlu tahu kisah ini.”
“Baiklah,
Kyo-niisan. Tapi jangan lama-lama, kami punya janji dengan seseorang sore ini.”
Arina langsung berlari dengan semangat menuju teman-temannya yang sedang
berbicara dengan Ryu, Kyuga, Natori, dan Hana. “Psst, teman-teman…. Kyo-niisan
ingin menceritakan sesuatu kepada kalian.” Lanjut Arina. Lalu Akina, Lia, Ai,
Fahri, dan Fais segera berlari menuju sofa dimana Kyo duduk dengan bersemangat.
Sementara itu, Ryu dan Natori bercakap-cakap sebentar.
“Hmm hmm…, sifat
ke’ayah’an Kyo-senpai sepertinya muncul lagi ya, Natori.” Kata Ryu berbisik
kepada Natori.
“Iya juga sih.
Ngomong-ngomong…, Kyo-senpai ingin berbicara apa kepada Sang Pencari itu yah?”
Balas Natori, sambil membenarkan posisi kacamatanya.
“Ah, paling-paling
juga kisah tentang Queen of Light dan King of Dark yang mengawali ini semua.
Dan tidak menutup kemungkinan dia juga menceritakan tentang kita dan bla bla bla
masih banyak lagi.” Kata Ryu.
“Haha…, biarkan
saja dia. Tapi aku agak malu sih kalau dia benar-benar menceritakan tentang
kita. Yah…, kau sendiri tahu bagaimana aku dulu. Benar-benar payah!” Kata
Natori menunduk.
“Tenang saja,
Natori. Aku yakin Kyo-senpai itu baik, dan tidak mungkin menceritakan keburukan
itu. Lagipula, jika benar-benar keburukan kita diceritakan maka yang paling
payah kan aku, jangan khawatir!” Kata Ryu menepuk-nepuk pundak Natori.
“Hei! Kalian lagi
membicarakan apa sih?” Kata Kyuga yang datang tiba-tiba memeluk pundak Ryu dan
Natori.
“Soal…” Kata Ryu
yang segera dipotong oleh Natori. Karena Kyuga termasuk yang terbaik diantara
mereka, setelah Kyo dan Hana. Sedangkan Ryu dan Natori adalah yang paling
buruk.
“Soal Sang
Pencari! Iya, Sang Pencari!” Kata Natori.
“Oh, baiklah.
Kalian lanjutkan saja. Aku akan mendengarkan Kyo-senpai bercerita.” Kata Kyuga,
“Kami sudah
selesai berbicara kok. Kami akan ikut kalian. Iya kan, Ryu?” Kata Natori sambil
mengedipkan sebelah matanya pada Ryu.
“Iya, tentu saja.”
Jawab Ryu. Semuanya telah berkumpul dengan antusias, terutama Sang Pencari yang
baru itu. Kyo menarik nafas panjang, mempersiapkan dirinya untuk bercerita
didepan orang -yang lumayan- banyak itu. Sekaligus untuk mendapatkan feel agar
cerita ini dapat dihayati oleh yang lain.
“Dulu, disuatu
tempat yang tak terlihat, terdapat dua buah kerajaan berdampingan yang sifatnya
saling berlawanan, namun saling membantu untuk menyeimbangkan dunia, karena
jika salah satu kerajaan itu hancur maka dunia tidak akan lagi seimbang…” Kata
Kyo memulai ceritanya.
“Tuh kan,
Kyo-senpai benar-benar menceritakan tentang Queen of Light dan King of Dark
seperti kataku, kan?” Kata Ryu berbisik kepada Natori.
“Psstt! Tenanglah!
Semuanya sedang menghayati cerita ini, jadi jangan sampai kamu merusaknya
lagi.” Balas Natori berbisik juga.
“Oh, oke oke.
Gomen.” Kata Ryu.
“Apa nama kerajaan
itu, Kyo-niisan?” Tanya Fahri mengangkat tangan.
“Kerajaan yang
penuh dengan kebaikan bernama Kingdom of Light (Kerajaan Cahaya) yang dipimpin
oleh seorang ratu bijak dengan panggilan Queen of Light (Ratu Cahaya). Kerajaan
itu sedikit lebih kuat dari kerajaan yang satunya. Sang Ratu bertugas untuk
mengendalikan kebaikan yang ada di dunia ini. Sedangkan kerajaan yang
berlawanan bernama Kingdom of Dark (Kerajaan Kegelapan) yang dipimpin oleh raja
dengan panggilan King of Dark (Raja Kegelapan). Sang raja bertugas
mengendalikan kejahatan di dunia ini. Pada awalnya, King of Dark tidak pernah
membelot pada tugasnya, karena dia tahu Queen of Light lebih kuat darinya,
bahkan pernah mengalahkannya dan sang ratu sengaja menanamkan sedikit cahaya
pada hati sang raja agar tidak terjadi sesuatu yang buruk. Tapi karena sang
raja dan kerajaannya diliputi oleh kegelapan, cahaya sang ratu yang berada pada
hati sang raja secara tiba-tiba musnah. Sang raja pun memperkuat kerajaannya,
dan berencana membelot kepada sang ratu dengan membunuhnya, lalu menguasai
dunia ini dengan kegelapan…”Kata Kyo.
“Apa? Membunuh
Queen of Light? Bukannya raja itu lebih lemah dari sang ratu? Bagaimana
caranya?” Tanya Fahri lagi.
“Hei hei Fahri,
kau selalu menyela kata-kata Kyo-niisan -_- Diamlah sedikit!” Kata Ai kesal
yang hanya dibalas Fahri dengan menggaruk-garuk kepalanya yang tidak gatal.
“Tak apa, Ai-chan.
Aku malah senang ada yang bertanya, karena bagian yang terlupakan/terlewatkan
tetap akan diceritakan.” Balas Kyo.
“Oh…, baiklah.”
Kata Ai pasrah.
“Hal yang selama
ini dirahasiakan oleh Queen of Light akhirnya diketahui King of Dark, bahwa
sebenarnya sang raja bisa mengalahkan sang ratu dengan mudah disuatu waktu yang
hanya ada dalam seratus tahun sekali, dimana kekuatannya akan meningkat tanpa
pernah ia sadari, sedangkan kekuatan sang ratu akan melemah pada hari itu saja.
Kalau dihitung, sekarang hampir tiba saatnya bagi keturunan sang raja untuk
melanjutkan cita-cita sang ayah. Maka dari itu, kalianlah yang terpilih untuk
melawannya…, karena sang ratu tidak mempunyai anak.” Kata Kyo.
“Bagaimana kami bisa terpilih, padahal kami hanya anak kecil biasa? Masuk akal kah itu? Tidakkah nyawa seluruh orang didunia berat ditanggung beberapa anak kecil seperti kami?” Kata Fahri terheran-heran.
“Takdir tak bisa ditebak, anakku. Aku yakin anak cerdas sepertimu pasti tahu itu. Kalian sudah dipilih, tak akan terelakkan, dan harus berhasil atau dunia ini jatuh dalam kegelapan yang menyayat hati.”
“Siapa? Siapa yang telah memilih kami dan menempatkan nasib dunia pada pundak kami?”
“Tak ada, kedua belas simbol itulah yang memilih pemiliknya.”
“Eng? Simbol?” Kata Arina dkk heran.
“Ho~ Hana belum menceritakannya pada kalian?” Kata Kyo sambil menatap sinis pada Hana, sementara yang ditatap hanya memalingkan muka, cuek. “Begini, malam sebelum penyerangan, Ratu Cahaya menyadari bahwa dirinya dalam bahaya saat fajar menyingsing, beliau bersiasat untuk membagi kekuatannya agar tidak musnah walaupun dirinya telah tiada. Beliau membagi kekuatannya dalam 6 elemen, air, api, tanah, cahaya, warna, udara. Setiap elemen dibelah lagi menjadi 2 dalam bentuk 12 simbol yang tersebar di dunia, dan kalian harus menjelajahi ruang dan waktu untuk mendapatkannya, entah itu masa depan atau masa lalu, sebelum kekuatan pangeran dari kerajaan kegelapan itu meningkat. Tapi jangan khawatir, jika simbol itu telah memilih kalian, berarti kalian dipastikan akan mendapatkan simbol-simbol tersebut, walaupun harus menjelajah ruang waktu sekalipun. Tapi kalian harus menjaga rahasia ini baik-baik, karena musuh kalian bisa menjelma sebagai apa saja, kecuali kalian. Dan tentu saja ia mempunyai mata-mata yang bisa kapan saja mengintai.” Jelas Kyo.
“Aku…, aku ingin bertanya!” Kata Fais mengacung-acungkan jari telunjuknya. Kyo membalasnya dengan anggukan tanda mempersilahkannya bertanya. “ Pertama, dari mana sang ratu mengetahui tentang bahaya itu? Kedua, bagaimana kalian bisa mengetahui semua rahasia itu? Ketiga, kenapa kerajaan cahaya tidak hancur walaupun ratunya telah tiada? Keempat, simbol itu seperti apa? Kelima, bagaimana caranya mengenali mata-mata itu? Keenam, kapan dan apa yang terjadi saat kekuatan pangeran itu meningkat? Gomen, aku hanya terlalu penasaran sampai-sampai tidak bisa menanyakannya satu-satu.” Kata Fais antusias.
“Wah wah nampaknya si anak yang mendadak malu sekarang sudah kembali ke tabiat aslinya ya? Lagipula, apa kau tidak kasihan dengan Kyo-niisan yang akan dibuat pusing dengan perkataanmu itu?” Kata Ai setengah mengejek.
“Hei, apa itu tidak boleh?” Balas Fais sengit.
“Sudah sudah jangan berteman, eh maksudku jangan bertengkar…” Kata Lia diiringi tawa dari Arina, Akina, dan Fahri.
“Baiklah baik, daripada kalian bertengkar, lebih baik kujawab pertanyaan dari Fais dulu. Pertama, dari mana sang ratu mengetahui tentang bahaya itu? Sang ratu mempunyai kekuatan batin yang kuat, maka ia mengetahui bahaya tersebut, apalagi cahayanya masih tertimbun sedikit di kerajaan kegelapan. Maka dari itu sudah dipastikan beliau adalah manusia terpeka didunia…” Kata Kyo yang kemudian diputus oleh Arina dkk.
“Bagaimana kami bisa terpilih, padahal kami hanya anak kecil biasa? Masuk akal kah itu? Tidakkah nyawa seluruh orang didunia berat ditanggung beberapa anak kecil seperti kami?” Kata Fahri terheran-heran.
“Takdir tak bisa ditebak, anakku. Aku yakin anak cerdas sepertimu pasti tahu itu. Kalian sudah dipilih, tak akan terelakkan, dan harus berhasil atau dunia ini jatuh dalam kegelapan yang menyayat hati.”
“Siapa? Siapa yang telah memilih kami dan menempatkan nasib dunia pada pundak kami?”
“Tak ada, kedua belas simbol itulah yang memilih pemiliknya.”
“Eng? Simbol?” Kata Arina dkk heran.
“Ho~ Hana belum menceritakannya pada kalian?” Kata Kyo sambil menatap sinis pada Hana, sementara yang ditatap hanya memalingkan muka, cuek. “Begini, malam sebelum penyerangan, Ratu Cahaya menyadari bahwa dirinya dalam bahaya saat fajar menyingsing, beliau bersiasat untuk membagi kekuatannya agar tidak musnah walaupun dirinya telah tiada. Beliau membagi kekuatannya dalam 6 elemen, air, api, tanah, cahaya, warna, udara. Setiap elemen dibelah lagi menjadi 2 dalam bentuk 12 simbol yang tersebar di dunia, dan kalian harus menjelajahi ruang dan waktu untuk mendapatkannya, entah itu masa depan atau masa lalu, sebelum kekuatan pangeran dari kerajaan kegelapan itu meningkat. Tapi jangan khawatir, jika simbol itu telah memilih kalian, berarti kalian dipastikan akan mendapatkan simbol-simbol tersebut, walaupun harus menjelajah ruang waktu sekalipun. Tapi kalian harus menjaga rahasia ini baik-baik, karena musuh kalian bisa menjelma sebagai apa saja, kecuali kalian. Dan tentu saja ia mempunyai mata-mata yang bisa kapan saja mengintai.” Jelas Kyo.
“Aku…, aku ingin bertanya!” Kata Fais mengacung-acungkan jari telunjuknya. Kyo membalasnya dengan anggukan tanda mempersilahkannya bertanya. “ Pertama, dari mana sang ratu mengetahui tentang bahaya itu? Kedua, bagaimana kalian bisa mengetahui semua rahasia itu? Ketiga, kenapa kerajaan cahaya tidak hancur walaupun ratunya telah tiada? Keempat, simbol itu seperti apa? Kelima, bagaimana caranya mengenali mata-mata itu? Keenam, kapan dan apa yang terjadi saat kekuatan pangeran itu meningkat? Gomen, aku hanya terlalu penasaran sampai-sampai tidak bisa menanyakannya satu-satu.” Kata Fais antusias.
“Wah wah nampaknya si anak yang mendadak malu sekarang sudah kembali ke tabiat aslinya ya? Lagipula, apa kau tidak kasihan dengan Kyo-niisan yang akan dibuat pusing dengan perkataanmu itu?” Kata Ai setengah mengejek.
“Hei, apa itu tidak boleh?” Balas Fais sengit.
“Sudah sudah jangan berteman, eh maksudku jangan bertengkar…” Kata Lia diiringi tawa dari Arina, Akina, dan Fahri.
“Baiklah baik, daripada kalian bertengkar, lebih baik kujawab pertanyaan dari Fais dulu. Pertama, dari mana sang ratu mengetahui tentang bahaya itu? Sang ratu mempunyai kekuatan batin yang kuat, maka ia mengetahui bahaya tersebut, apalagi cahayanya masih tertimbun sedikit di kerajaan kegelapan. Maka dari itu sudah dipastikan beliau adalah manusia terpeka didunia…” Kata Kyo yang kemudian diputus oleh Arina dkk.
“Manusia?! ‘o’ “
Kata mereka terkaget-kaget (?).
“Iya, beliau
adalah seorang manusia keturunan raja dan ratu cahaya sebelumnya. Padahal orang
tuanya adalah seorang bidadari, atau lebih tepatnya bukan manusia. Namun, entah
kenapa beliau dilahirkan sebagai manusia seutuhnya, dengan tambahan kekuatan
dari ayah ibunya. Dilahirkan dengan tubuh manusia dan kekuatan bidadari adalah
suatu kelemahan, maka dari itu aku, Hana, Kyuga, Ryu, dan Natori ditugaskan
untuk menjaga sang ratu dari malapetaka yang diakibatkan oleh wujud manusia
beliau, dan otomatis kami juga mengetahui rahasia-rahasia ini karena kami tangan
kanannya, dengan pernyataan ini pertanyaan kedua Fais telah terjawab. Sekarang
pertanyaan ketiga, kenapa kerajaan cahaya tidak hancur walaupun ratunya telah
tiada? Yah, itu berkat ke-12 simbol yang senantiasa menaungi kerajaan cahaya
walaupun tersebar di ruang dan waktu. Keempat, simbol itu seperti apa? Nanti
pada saatnya kalian juga akan tahu, kurasa tak perlu untuk dijelaskan. Keenam,
kapan dan apa yang terjadi saat kekuatan pangeran itu meningkat? Kira-kira 7
hari lagi, dan saat itu dunia akan perlahan-lahan hancur bila kalian tidak bisa
mengalahkannya di waktu yang tepat.” Jelas Kyo panjang kali lebar kali tinggi
(?)
“Baiklah Kyo-niisan, kami pamit dulu karena ada janji. Terima kasih atas penjelasannya, kami mohon undur diri (?)” Kata Fahri.
“Baiklah Kyo-niisan, kami pamit dulu karena ada janji. Terima kasih atas penjelasannya, kami mohon undur diri (?)” Kata Fahri.
Akhirnya..., setelah berhenti ber-posting (?) selama beberapa bulan akhirnya bisa posting lagi :v Udah segitu dulu ya guys, pegel banyak tugas nih u,u. Part selanjutnya entah kapan selesainya tapi janji deh bakal lanjutin :D See you...
see you later :v (?)
BalasHapussee you.. *plak
BalasHapussemangat amat nungguin.a pdhl blom kulanjutin sama sekali lohh *plak
biar yg nulis tambah semangat :* :3
BalasHapusGo... gomen belum selesai, kelupaan :'v *sibuk sebagai murid kls 9 ;'v
Hapus