Dulu Bukanlah Sekarang

Dulu Bukanlah Sekarang

Karya: Yusraini Ibtisamah

Dulu kita dekat

Erat bagai kepompong dan ulat

Walau panas dingin menjilat

Kita tetap lekat

Dulu kita dekat

Erat bagai baut

Terkait bagai pensil dan peraut

Hadapi semua penuh semangat

Kini apa sekarang?

Kita terus bertikai bagai kucing dan anjing

Kini tiba saatnya kau menjauh, menghilang

Kau sudah tak peduli

Kau sudah tak sudi

Ingkari janji yang kita buat selama ini

Wahai sahabat, kemanakah dirimu yang dulu?

Tak sadarkah kau dengan kehadiranku?

Tak sadarkah kesetian telah pergi darimu?

Tak sadarkah kau dengan janji-janji persahabatan kita itu?

Ku tahu, ini semua salahku

Hanya sebersit kata, tak pernah ada maksud seperti itu

Menggores hati lemahmu

Hanya karena itukah kau menjauhiku?

Kumohon, dengarkanlah jeritan hati ini

Dengarkanlah tangisan pilu

Rasakanlah rasa sakit tiada tara dari sini

Kesedihan, rasa bersalah, tak cukupkah untukmu, wahai sahabatku?

Kumohon dari lubuk hati terdalam, maafkanlah diri yang lemah ini…

Kembalilah dalam pelukanku…

Sebenarnya ini puisi duka, tapi entah kenapa ada unsur humoris disana ._. Kata peraut, menjilat, pensil, dsb itu merusak suasana yah? :3. Terutama untuk kata pelukanku di baris terakhir >_< malah jadi mirip kisah cinta nih, padahal yang kumaksud sahabat diatas itu cewek loh ._. Well, aku paksain untuk nyamain rimanya karena seumur-umur belum pernah aku buat yang rimanya nggak beraturan, pengaruh dari guru XD. Lagipula, ini puisi pertamaku yang berani kupost di blog, yang lain malah nggak karuan, ada unsur balas pelampiasan disana ._. Anyway, special thanks buat guru B.Indonesiaku, buat ayahku yang jago buat puisi, buat sahabat-sahabatku, kalau nggak ada mereka mungkin puisi ini nggak bakalan ada :3 Oh iya, buat temanku Agysh, makasih banyak karena berkat kamu aku jadi semangat banget untuk buat puisi, puisimu bagus sih, puitis pula ._. Levelku masih jauh dari kamu, makanya aku semangat buatnya :D

NB: Late post