Buah Kesabaran
Di
pagi hari yang cerah, hiduplah seekor Laba – Laba yang sedang membuat tempat
tinggal di dahan Pohon agak besar. Sepertinya umur Pohon itu sama dengan si Laba
– Laba. Si Laba – Laba membangun rumahnya dengan tekun. Berhari – hari lamanya.
Pohon dibuat kagum atas ketekunan dan kesabaran Laba – Laba. Setelah selesai
membangun rumah, Laba – Laba berterima kasih kepada Pohon karena telah
memberikan tumpangan kepadanya lalu ia duduk menunggu adanya makanan yang
menyangkut di rumah jaringnya.
“ Hei Laba – Laba! Kenapa kau tidak
mencari makanan tetapi malah menunggu makanan?.” Tanya Pohon penasaran.
“ Dengan pandanganku yang kabur ini
bisakah aku mencari makanan?. Tapi biarlah, ini sudah kehendak dari penciptaku.”
Jawab Laba – Laba. Pohon lagi – lagi dibuat kagum oleh ketabahan Laba – Laba
menjalani kehidupan dengan penglihatannya yang kabur itu.
Hal yang ditunggu – tunggu akhirnya
tiba. Seekor belalang kecil terperangkap di jaring Laba – Laba. Meskipun kecil
tapi Laba – Laba tetap mensyukuri nikmat. Ia langsung melilit tubuh belalang
dengan jaringnya. Lama sekali. Baru ia memakan belalang itu. Proses ini juga
lama sekali. Suatu hari Laba – Laba tampak murung. Raut wajahnya tak seperti
biasanya yang selalu sabar dan tabah dalam menjalani hidup. Pohon penasaran
dengan keadaan Laba – Laba yang tak seperti biasanya.
“ Hei Laba – Laba! Kenapa belakangan
ini kau tampak murung?. Ceritakanlah masalahmu. Siapa tahu aku dapat membantumu
keluar dari masalahmu.” Tawar Pohon.
“ Aku ingin punya banyak teman” Balas
Laba – Laba sedih.
“ Aku mau menjadi temanmu. Aku akan
membantumu mencari teman.” Tawar Pohon.
“ Benarkah? Oh......, kau memang
temanku yang baik. Lalu apa siasatmu?.” Balas Laba – Laba disertai pertanyaan
balasan kepada Pohon. Kali ini wajahnya berseri – seri.
“ Kau sembunyi di lubang kayuku dulu.
Saat ada hewan yang berhenti dibawahku aku, aku akan mengenalkan kau pada
mereka.” Jelas Pohon. Tentu Laba – Laba setuju dengan siasat Pohon. Esoknya
siasat itu dijalankan. Pertama ada koloni semut yang lewat. Pohon menghentikan
mereka.
“ Apakah kalian mau berkenalan dengan
temanku?.” Tanya Pohon kepada koloni semut.
“ Kami mau tapi cepatlah! Kami harus
segera membawa makanan ini ke sarang!.” Jawab pemimpin koloni semut. Seperti
yang direncanakan, Laba – Laba keluar dari lubang kayu Pohon. Ia memperkenalkan
diri dan segera menawarkan diri menjadi teman mereka.
“ Melihat rupamu saja aku sudah jijik!
Aku tidak mau menjadi temanmu!.” Bentak pemimpin koloni semut lalu ia berjalan
dengan angkuh meninggalkan Pohon yang bersedih karena rencananya tak membuahkan
hasil. Koloni semut lalu meniggalkan Pohon dan Laba – Laba.
“ Tak apa kawan! Masih ada kesempatan.
Mari kita coba lagi!.” Ujar Laba – Laba tanpa menampakkan sedikitpun
kekecewaannya. Mereka terus melakukan itu tapi selalu gagal. Semuanya menolak
Laba – Laba. Tapi akhirnya karena suatu peristiwa mereka mau bersahabat dengan
Laba – Laba dengan sepenuh hati. Begini ceritanya:
Suatu hari tiba – tiba hutan tempat
tinggal Pohon dan Laba – Laba diguncang gempa bumi yang teramat dahsyat. Laba –
Laba pun sembunyi di lubang kayu Pohon. Setelah gempa berhenti, terjadilah
tsunami. Tapi untunglah Pohon dan Laba – Laba selamat tanpa luka. Beberapa saat
kemudian datanglah warga hutan yang selamat. Mereka ingin bersahabat dengan
Laba – Laba. Mereka melakukannya karena mereka sadar bahwa bencana yang menimpa
mereka adalah teguran untuk mereka.
TAMAT
Buat semua, jangan melihat orang dari cover-nya aja ya!!
BalasHapusini keren lah :3
BalasHapusmsh bikn cerpen kan .-.?
bukan bikin,tapi ngetik ._.
Hapuscari2 kesempatan dulu